Prakiraan Harga Perak: XAG/USD Turun Ke $25,00, Kekhawatiran Pasokan Berkurang di Tengah Penghindaran Risiko

• Harga perak menghentikan kenaikan beruntun selama dua hari, memperbarui level terendah dalam perdagangan harian.
• Silver Institute melaporkan rekor defisit pasokan di tengah puncak baru permintaan XAG/USD global pada tahun 2022.
• Inflasi dan kekhawatiran kenaikan suku bunga bergabung dengan kekhawatiran geopolitik akan mendorong harga Perak.

Harga perak (XAG/USD) turun ke $25,20 dan memperbarui level terendah perdagangan harian pada Kamis pagi. Dengan demikian, logam mulia ini mencetak penurunan harian pertama dalam tiga hari terakhir karena kekhawatiran akan krisis pasokan mereda di tengah sentimen risk-off.

Pada hari Rabu, Reuters mengutip laporan prospek tahunan Silver Institute yang menyebutkan bahwa permintaan global untuk Perak naik 18% tahun lalu ke rekor tertinggi 1,24 miliar ons, menciptakan defisit pasokan yang sangat besar. Laporan tersebut juga menambahkan, "Pasar Perak kekurangan pasokan sebesar 237,7 juta ons pada tahun 2022, kata institut tersebut dalam Survei Perak Dunia terbarunya, menyebutnya sebagai 'kemungkinan defisit paling signifikan dalam catatan'," demikian menurut berita tersebut.

Di sisi lain, petunjuk inflasi yang lebih tinggi dari Inggris, Zona Euro dan AS bergabung dengan komentar hawkish dari pejabat bank sentral Bank of England (BoE), Bank Sentral Eropa (ECB) dan Federal Reserve (Fed) akan mendorong peluang kenaikan suku bunga dan membebani sentimen. Di antara para pembuat kebijakan terbaru dari The Fed adalah Presiden Fed New York John Williams yang menandai dukungan untuk kenaikan suku bunga 0,25% di bulan Mei sambil mengatakan, "Inflasi masih terlalu tinggi, dan kami akan menggunakan perangkat kebijakan moneter kami untuk memulihkan stabilitas harga." Tepat sebelum dia adalah Presiden Federal Reserve Bank Chicago Austan Goolsbee yang menyoroti kekuatan pasar kredit sebagai salah satu katalisator utama yang harus diperhatikan menjelang pertemuan kebijakan moneter Fed berikutnya.

Dengan ini, para pelaku pasar menempatkan taruhan yang lebih tinggi pada kenaikan suku bunga 0,25% bank sentral di bulan Mei terakhir hampir 85%, serta mengurangi kemungkinan untuk menyaksikan penurunan suku bunga di tahun 2023.

Perlu dicatat bahwa tuduhan Inggris tentang motif tersembunyi Tiongkok untuk menindak infrastruktur Barat dan diskusi Komite Tiongkok DPR AS tentang skenario invasi Taiwan memperbaharui cerita perseteruan Barat versus Tiongkok dan membebani sentimen. Senada dengan hal itu adalah kekhawatiran seputar kemungkinan tertundanya keputusan plafon utang AS karena keraguan Presiden AS Joe Biden untuk menaikkan batas utang.

Selain itu, Reuters mengeluarkan berita yang menunjukkan bahwa konsumen AS mulai menunggak pembayaran kartu kredit dan pinjaman mereka karena ekonomi melemah, yang pada gilirannya juga menantang harga XAG/USD.

Dengan latar belakang ini, S&P 500 Futures mencetak penurunan harian pertama, sejauh ini, dalam empat hari di sekitar 4.168, turun 0,25% secara harian pada saat berita ini ditulis. Namun, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun dan dua tahun masing-masing mendekati 3,60% dan 4,25% setelah memperbarui puncak bulanan pada hari sebelumnya. Perlu dicatat bahwa Indeks Dolar AS (DXY) berayun-ayun di sekitar 102,00 setelah membalik bias bearish pada hari sebelumnya.

Selanjutnya, penekanan baru-baru ini pada berita utama kualitatif menyoroti mereka sebagai barometer risiko utama. Oleh karena itu, Klaim Pengangguran Awal Mingguan AS, Survei Manufaktur Fed Philadelphia, dan Penjualan Rumah yang Sudah Ada ada di kalender untuk diperhatikan untuk mendapatkan dorongan baru.

Analisis Teknis

Terobosan sisi bawah yang jelas dari garis tren naik selama tiga pekan, yang saat ini menjadi resistensi terdekat di sekitar $25.80, membuat harga Perak tetap berada di radar penjual.